Cari Blog Ini

Laman

Minggu, 15 November 2009

Antibakteri dan antiseptic


Di tulis oleh abdul mutholib

 

14 november 2009

 

Antibakteri ialah obat pembasmi mikroba atau bakteri, khususnya bakteri yang merugikan manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif (daya kerjanya), ada antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba dikenal sebagai aktivitas bakterostatik, dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid (Setyabudy dan Gan, 1995).

Aktivitas antibakteri diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat antibakteri dan faktor yang menyangkut sifat dari bakteri itu sendiri khususnya susunan kimia dinding sel bakteri tersebut. Mekanisme kerja antibakteri dan antiseptik dapat dijelaskan sebagai berikut.

Mekanisme kerja antibakteri adalah mengganggu bagian – bagian yang ada di dalam sel, yaitu :

a. Sintesis dinding sel

Mencegah sintesis dinding sel dan merusak dinding sel, menyebabkan tekanan osmotik dalam sel lebih tinggi daripada lingkungan luar sel sehingga sel akan mengalami lisis. (Anonim1,1994).

b.  Fungsi membran

Merusak atau memperlemah satu atau lebih dari fungsi membran. Sehingga  berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri akan keluar yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida. (Anonim1,1994).

c.  Sintesis Protein

Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua subunit yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. Untuk berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA yang menjadi ribosom 70S. Sintesis protein merupakan hasil akhir dari dua proses utama yaitu : 1. Transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-dependent dan 2. Translasi atau sintesis protein yang RNA- dependent. Apabila salah satu dari dua proses ini dihambat maka tidak akan terjadi sintesis protein. (Anonim1,1994).

d.  Metabolisme asam nukleat

DNA dan RNA memegang peranan penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel (Anonim1,1994).

Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup, mempunyai efek membatasi dan mencegah infeksi agar tidak menjadi lebih parah. Antiseptik digunakan pada permukaan mukosa, kutan dan luka yang terinfeksi. Antiseptika yang ideal adalah dapat menghambat dan merusak sel – sel bakteri, spora bakteri jamur, virus dan protozoa, tanpa merusak jaringan tubuh (Siswandono dan Soekardjo, 2000)

 

Mekanisme kerja antiseptik sebagai berikut :

a.  Penginaktifan enzim tertentu.

            Penginaktifan enzim tertentu adalah mekanisme umum dari senyawa antiseptika, seperti turunan aldehid, etilen oksida. Aldehida dan etilen oksid bekerja dengan mengalkilasi secara langsung gugus nukleofil seperti gugus – gugus amino, karboksil, hidroksil, fenol dan tiol dari protein sel bakteri (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

b.  Denaturasi protein

         Turunan alkohol, turunan fenol bekerja sebagai antiseptik dengan cara denaturasi dan koagulasi protein sel bakteri. Senyawa alkohol dapat menimbulkan denaturasi protein sel bakteri dan proses tersebut memerlukan air. Hal ini ditunjang oleh fakta bahwa alkohol absolut, yang tidak mengandung air, mempunyai aktivitas antibakteri jauh lebih rendah disbanding alkohol yang mengandung air. Selain itu turunan alkohol juga menghambat sistem fosforilasi dan efeknya terlihat jelas pada mitokondria, yaitu pada hubungan substrat – nikotinamid adenine nukleotida (NAD). Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses absorbsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein – fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran mengalami lisis. (Siswandono dan Soekardjo, 2000).               

           

c. Mengubah permeabilitas

            Turunan fenol dapat mengubah permeabilitas membran sel bakteri, sehingga menimbulkan kebocoran konstituen sel yang esensial dan mengakibatkan bakteri mengalami kematian (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

d. Interkalasi ke dalam ADN

            Beberapa zat warna, seperti turunan trifenilmetan dan akridin, bekerja sebagai antibakteri dengan mengikat secara kuat asam nukleat, menghambat sintesis ADN dan menyebabkan perubahan kerangka mutasi pada sintesis protein. Turunan trifenil metan seperti gentian violet adalah kation aktif, dapat berkompetisi dengan ikatan hidrogen membentuk kompleks yang tak terionisasi dengan gugus bermuatan negatif dari konstituen sel, terjadi pemblokan proses biologis yang penting untuk kehidupan bakteri sehingga bakteri mengalami kematian (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

e.  Pembentukan kelat

            Beberapa turunan fenol seperti heksaklorofen dan oksikuinolin, dapat membentuk kelat dengan ion Fe danCu, kemudian bentuk kelat tersebut dialihkan ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi dari ion – ion logam didalam sel menyebabkan gangguan fungsi enzim – enzim sehingga mikroorganisme mengalami kematian (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

 

Daftar pustaka

Anonim1, 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi, Binarupa Aksara, Jakarta 35,,37, 103, 163

 

Setyabudy, R., dan Gan V.N.S., 1995, Pengantar Antimikrobiologi Dalam Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, F. KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta, 571.

 

 

Siswandono dan Soekardjo B., 2000, Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Surabaya. Hal: 10 – 14.

 

 

2 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical

    BalasHapus